Teh Celup Kolam Terpal Lele Berujung Maut




Judulnya serem kaya berita kriminal, hahahaha...

Lagi duduk ditepi kolam sambil minum teh jadi ingat cerita 2 tahun setengah lalu. Waktu pertama kali pengen usaha lele. migrasi pertama kali dari karyawan jadi pembudidaya lele itu gak mudah. Ilmu gak punya, pengetahuan minim, trus nyerah? ya gak lah, kan ada om google.

Dari hasil tanya sama om google, dan searching diblog dan site para master, akhirnya ketemu site yang lumayan menampung aspirasi (karena site tentang lele banyak banget bro...). Di site tersebut di jelaskan tentang membuat kolam terpal lele agar air akan kita gunakan untuk budidaya berwarna hijau dan mengandung plankton, yang dibuat dengan menggunakan metode kohe (kotoran hewan) sapi.

Akhirnya saya ikuti step by step dari tutorial tersebut. hingga akhirnya saya dibuat bingung karena air yang saya buat tidak berwarna hijau. Tapi dalam fikiran saya tidak ada kesalahan yang saya buat dalam experimen ini.

Setelah itu saya pesan bibit lele sebanyak 3.000 ekor, dan diantar besok sorenya. Setelah diantar, bibit saya masukkan sesuai dengan tutorial tersebut ( dan teknik ini masih saya gunakan hingga saat ini).
Setelah besok pagi, saya lihat ada beberapa ekor ikan mengapung diatas kolam. setelah saya amati kolam ini terlalu tenang untuk ukuran 3.000 ekor ikan. Dan saya amati lagi, OMG.... ikanku mati semua...

setelah diteliti, di IPB dan ITB (kaya iklan penjernih air). Ternyata air didalam kolam mengandung amoniak yang tinggi. Jelas aja ikannya pada kelojotan. hahaha....

Sejak saat itu saya tidak lagi menggunakan kohe sapi (takut kejadian itu kembali terulang). Jadi mulai saat itu saya hanya menggunakan EM4 untuk membuat air kolam menjadi hijau (untuk tutorial EM4 lain kali saya jelasin).

Itulah sekelumit cerita pengalaman saya pertama kali terjun dibisnis budidaya lele. Hal ini dapat menjadi motivasi bagi pemula dalam budidaya lele, agar tak mudah menyerah saat pertama kali jatuh. Ingatlah saat kita baru pertama kali belajar jalan, sudah berapa ratus kali terjatuh tapi tetap bangkit, jikalau saat kita terjatuh dan tidak berani untuk mencoba lagi. Mungkin sekarang kita tidak dapat berjalan, bahkan kita tidak dapat berlari.

Dan InsyaLah, Tuhan bersama orang pemberani.

Benih Harga Murah, Tapi Gak Murahan



Wew, dari judul diatas kok jadi bingung yah? sesuai dengan pasar, biasanya harga murah pasti ada yang dikorbankan oleh si produsen. Ada harga ada rupa, harga mahal belum tentu bagus, tapi harga murah bisa buat curiga.

Dengan ketatnya persaingan bibit saat ini, membuat pemijah berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Dari sekian banyak pemijah, ada yang tetap mempertahankan harga tinggi dengan kualitas yang baik. Ada juga yang memilih untuk menurunkan harga tetapi kualitas rendah. Biasanya penurunan kualitas itu ada di point - berikut.

1. Bibit Dari Indukan Yang Kurang Baik
Indukan ikan yang baik akan menghasilkan benih ikan yang baik pula. Dengan benih ikan yang baik akan menghasilkan pencapaian maksimal dari panen ikan itu sendiri. Menurut pengalaman kami bibit yang baik akan mempercepat dan penyeragaman hasil panen.

2. Ukuran Yang Tidak Seragam
Poin ini juga sangat berpengaruh, karena ketidak seragaman bibit, maka bibit yang lebih kecil akan sulit bersaing dengan bibit yang besar. Dan akan menyulitkan kita saat penyortiran nanti.

3. Jumlah Yang Tidak Tepat
Biasanya ini terjadi karena kurang pengetahuan dari pembibit sendiri atau malas untuk menghitung kembali. Dengan jumlah bibit yang tepat, maka kepercayaan konsumen akan tertanam secara sendirinya. Tapi kebiasaan petani pembeli (termasuk saya) malas untuk menghitung ulang bibit yang telah diterima. Itulah kelemahan yang sering dipakai oleh penjual bibit ikan.

4. Standart Operating Procedure Yang Tidak Sesuai
Untuk mengurangi cost/biaya Standart Operating Procedure biasaya yang jadi korban. Salah satunya menekan biaya pakan, kesulitan mencari casut, atau mahalnya spirulina, MEM dan lain-lain membuat ikan yang seharusnya makan 2x sehari menjadi 1x sehari. Atau biar 2x sehari tapi jumlah yang diberikan tidak mencukupi untuk pertumbuhan ikan. Sehingga bibit ukuran 3-4 umur 3-4 minggu jadi 5-6 minggu. Itu akan membuat ikan "tua" di pembibit.

Hal tersebut seharusnya lebih diperhatikan oleh pembeli bibit ikan. Karena berharap mendapat untung banyak malah jadi tekor.


Referensi :
- pengalaman pribadi
- Surya Mina Farm, www.bibitikan.net

Tips Membeli Bibit Ikan Yang Baik



Bagi peternak ikan, mutlak bagi kita untuk memperhatikan hal ini. karena dengan bibit yang baik akan menghasilkan panen yang baik pula. Kadang hal ini masih membingungkan bagi peternak ikan. Meskipun itu bukan 100% acuan untuk budidaya ikan, masih ada faktor lain selain bibit yang baik. Yaitu pakan yang cukup serta protein tinggi, kualitas air, lingkungan sekitar tempat kita memelihara ikan seperti predator - predator alami.

Tapi kali ini kami akan menyoroti masalah bagaimana membeli bibit ikan yang baik (menurut versi saya) sesuai dengan pengalaman saya berternak Ikan Lele.

Hal pertama yang dapat kita lakukan adalah bertanya kepada sesama peternak didaerah kita dimana mereka biasa membeli bibit ikan, dan bagaimana hasilnya. Biasanya para perternak akan berbagi informasi tentang cara mereka memperoleh bibit yang baik.

Yang kedua, tanyalah pada penjual bibit yang akan anda beli mengenai asal indukan (misalnya hasil pijahan sendiri sebelumnya, atau membeli di Balai Benih Ikan, dll). Jenis ikan (misalnya lele Sangkuriang 1, Sangkuriang 2, Python, dll).

Yang ketiga, perhatikan fisik ikan apakah ada cacat bawaan yang dialami oleh ikan itu sendiri (misalnya ikan tanpa sirip, punggung bengkok, dll). Pengalaman saya pernah mendapatkan bibit ikan yang tanpa sirip bawah, hasilnya ikan lambat berkembang karena kalah dalam perebutan makanan dengan ikan yang tanpa cacat.

Yang keempat, perhatikan apakah ikan terjangkit penyakit, virus atau jamur serta kembung. Untuk jamur dan kembung dapat diperhatikan dengan mata.

Yang kelima, ikan berenang dengan lincah, jika ikan menggantung dipermukaan kolam itu pertanda ikan sedang dalam keadaan sakit.

Hal yang tak kalah penting yang terakhir adalah pengemasan saat ikan akan dipindah kekolam anda. Perhatikan apakah oksigen yang ada didalam kantong cukup hingga anda sampai kekolam. Dan pastikan saat anda memasukkan ikan kedalam kolam di Pagi hari atau Sore hari.

Sedikit tips untuk anda, setelah ikan sampai dikolam. Jangan membuka dan langsung memasukkan ikan kedalam kolam. Sebaiknya ikan beserta kantong direndam selama setengah atau satu jam agar ikan terbiasa dengan suhu kolam yang baru. Dan setelah ikan masuk ke kolam jangan langsung diberi makan, tapi hendaknya menunggu sampai 24 jam agar ikan tidak stress.

Demikian tips dari kami semoga membantu para peternak lele yang baru akan memulai bisnis ini. Silahkan tinggalkan komentar jika ada pertanyaan.

Salam semangat ....

Referensi :
- Pengalaman pribadi